Begini Cara BPPSDMP Kementan Cetak Entrepreneur Berdaya Saing di Sektor Pertanian

By Admin


nusakini.com - Bandung - Keberhasilan pembangunan sektor pertanian tidak terlepas dari dukungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) sebagai salah satu lembaga supporting di Kementerian Pertanian. BPPSDMP memiliki peran yang sangat penting, khususnya pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian dan penguatan kelembagaan petani. 

Hal ini diungkapkan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian, Kayu Ambon Lembang, BPPSDMP Kementan, Bandel Hartopo dalam kegiatan kunjungan pers BPPSDMP di Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Rabu, (11/7/2018).

Menurut Bandel Hartopo, terwujudnya sumber daya manusia Pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani menjadi salah satu target program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Bandel Hartopo membeberkan upaya pemerintah dalam menggenjot produKsi komoditas pangan tidak akan terwujud tanpa kesiapan sumber daya manusia pertanian yang produktif, handal, mandiri dan memiliki jiwa kewirausahaan.

“Makin hari jumlah petani semakin berkurang, salah satu penyebabnya adalah terkait masalah usia, dan produktifitas petani itu sendiri. Ada Pandangan masyarakat yang mengatakan petani hanya sekedar menanam padi, memanen dan berkotor-kotor yang orientasinya hanya sekedar produksi. Hal itu membuat kaum muda masa kini enggan untuk menjadi petani”, katanya.

Dengan kondisi tersebut, urai Bandel, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengambil langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut dengan menyediakan sumber daya manusia pertanian melalui regenerasi petani yang diwujudkan salah satunya dengan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). 

PWMP, kata Bandel, adalah upaya penumbuhan dan peningkatan minat, keterampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda dibidang pertanian yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan dan memacu kemandirian jiwa melalui keterampilan kewirausahaan generasi muda dibidang pertanian. Ini juga sekaligus mengembangkan peluang bisnis sehingga mampu menjadi job-creator di sekitar pertanian, serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan kapasitas penyelenggara pendidikan pertanian sebagai center of agripreneur development berbasis inovasi.

“Program ini dilakukan dengan memberikan bimbingan, pendampingan dan pemagangan kepada mahasiswa sekolah tinggi pertanian, siswa sekolah menengah kejuruan pertanian, alumni perguran tinggi pertanian dan generasi muda lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian modal usaha 15-35 juta/kelompok”, paparnya.

Menurutnya, regenerasi petani dikerjakan dengan fokus agar program aksi ini betul-betul melahirkan petani rnuda sekaligus wirausahawan milenial yang memiliki kompetensi dan potensi besar untuk memajukan pertanian sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Di mana sektor pertanian dapat menghasilkan beragam produk pertanian bernilai ekonomis tinggi yang memiliki daya saing di pasar internasional. 

“Selain melalui program PWMP, petani muda dan calon wirausahawan pertanian juga mendapatkan pelatihan yang tidak hanya sebatas meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan namun juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

Program pelatihan yang menggunakan metode Onsite Training Model (OTM) merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang yang bekerjasama dengan Taiwan Technical Mission (TTM), Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan petani selama 3 tahun terakhir ini”, ujarnya.

“OTM adalah model pelatihan berbasrs out come yang menggunakan pota integrasi mulai dari proses perencanaan hingga pendampingan dan evaluasi. Pelatihan ini dilaksanakan dengan 2 sesi, yaitu sesi tatap muka dan sesi penerapan teknologi”, jelasnya.

Ditambahkannya, BPPP Lembang dan TTM juga menginisiasi pembentukan koperasi petani bernama Bandung Vegetables Station (Bavas) yang menjadi sarana mengaplikasikan ilmu yang diperoleh peserta pada saat pelatihan dari hulu sampai hilir dengan target pemasaran produk sayuran pada pasar domestik yaitu pasar tradisional maupun swalayan dan pasar ekspor. 

“Saat ini Bavas sudah bekerja sama dengan buyer dari singapura untuk ekspor produk hortikultura di antaranya buncis kenya dan petai. Pengiriman sudah rutin dilaksanakan yakni 2x seminggu dengan kapasits ekspor untuk buncis kenya 500 kg dan petai 200 kg untuk 1 kali pengiriman”, imbuhnya.

Ke depan, kata Bandel, BBPP Lembang sedang berupaya membentuk HortiFarm Market sebagai sarana praktik membentuk jiwa wirausaha kegiatan yakni pemasaran produk petani, membantu mengembangkan asosiasi petani, menyediakan informasi pemasaran yang uptodate dan membentuk jaringan pemasaran yang menguntungkan petani. 

Keseluruhan dari proses tersebut harapan tersebut dapat menyatukan petani, kelompok tani, P4S, dan Tenant kedalam satu wadah yaitu Horti Farmers Market sehingga mereka mampu menjadi entrepreneur yang profesional, menghasilkan produksi yang terjaga kontinuitas dan kualitasnya, sehingga pemasaran menjadi lebih mudah baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

“Dengan metode OTM ini diharapkan dapat mewujudkan better farming, better bussines dan better living bagi petani”, pungkasnya. (al/mk)